Kluivert Fokus ke Set Piece: “Indonesia Harus Tajam Seperti Pisau!”

Jakarta — Pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, tampaknya sudah punya rencana matang jelang laga perdana babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Salah satu fokus utamanya? Memaksimalkan peluang dari situasi set piece. Ya, Kluivert benar-benar ingin anak asuhnya bisa memanfaatkan setiap bola mati seperti tendangan bebas atau sepak pojok untuk mencetak gol.

“Set piece bisa jadi senjata mematikan kalau kita tahu cara menggunakannya,” ujar Kluivert dengan nada yakin saat konferensi pers di Jakarta.

Dan faktanya, Indonesia memang punya beberapa pemain yang cukup jago dalam urusan bola mati. Dari catatan Transfermarkt, nama-nama seperti Thom Haye, Calvin Verdonk, dan Dean James dikenal punya akurasi tinggi saat menendang bola dari jarak jauh.

Indonesia di Grup B: Jalan Terjal Menuju Piala Dunia 2026

Indonesia tergabung di Grup B Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, bersama beberapa lawan berat. Pertandingan pertama akan digelar di Jeddah, dengan Arab Saudi sebagai lawan pembuka pada Kamis, 9 Oktober 2025. Hanya tiga hari berselang, Irak menanti Garuda dengan intensitas yang tak kalah tinggi.

Kondisinya jelas: hanya juara grup yang otomatis lolos ke Piala Dunia. Sementara posisi runner-up harus menjalani laga play-off melawan runner-up dari Grup A untuk kemudian bersaing lagi dengan wakil dari konfederasi lain.

Artinya, tidak ada ruang untuk kesalahan.

Dan di sinilah, menurut Kluivert, set piece bisa jadi pembeda.

Senjata Rahasia Garuda: Bola Mati yang Terencana

“Ya, soal set piece, kami harus tajam. Di laga terakhir saja kami mencetak dua atau tiga gol dari situasi bola mati,” jelas Kluivert dengan percaya diri.

Ia tak asal bicara. Dalam beberapa uji coba sebelumnya, Timnas Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal memanfaatkan bola mati. Entah dari tendangan bebas langsung, umpan terukur, atau bahkan skema sepak pojok yang dirancang dengan cermat.

“Bola mati itu bukan sekadar keberuntungan. Ini soal latihan, presisi, dan ketenangan,” lanjut Kluivert.

Menurutnya, tim sudah mulai menunjukkan kemajuan. Latihan rutin untuk skenario bola mati menjadi bagian penting dari strategi tim jelang laga melawan Arab Saudi.

Deretan Pemain Spesialis Tendangan Bebas

Kalau bicara soal pemain yang bisa mengeksekusi bola mati dengan baik, Indonesia kini punya stok yang cukup melimpah.

Lihat saja Thom Haye, gelandang yang kini bermain di luar negeri. Dalam kariernya, ia sudah mencetak enam gol dari tendangan bebas langsung. Ia dikenal punya tendangan keras sekaligus akurat.

Kemudian ada Calvin Verdonk, yang telah mencetak dua gol dari free kick, serta Dean James dengan jumlah yang sama. Ketiganya dipandang Kluivert sebagai “penendang jitu” yang bisa jadi pembeda saat peluang dari permainan terbuka sulit tercipta.

Bukan Cuma Eksekutor, Tapi Juga Penyambut Umpan

Namun, kemampuan mencetak gol dari bola mati bukan cuma soal penendang. Di kotak penalti, Indonesia punya beberapa pemain dengan kemampuan menyambut bola lewat sundulan atau pergerakan tak terduga.

Sebut saja Jay Idzes, yang dikenal sebagai bek tinggi dengan insting mencetak gol luar biasa. Sepanjang kariernya, ia telah mencetak delapan gol lewat situasi bola mati. Tak kalah hebat, Kevin Diks bahkan punya catatan lebih banyak dari itu.

Dua pemain ini bisa jadi kunci saat Indonesia mendapatkan sepak pojok atau tendangan bebas. “Kuncinya komunikasi dan timing,” kata Kluivert. “Semua harus tahu kapan bergerak, siapa yang jadi target, dan siapa yang jadi pengalih perhatian.”

Latihan Intensif di Jeddah: Persiapan Serius Hadapi Arab Saudi

Jelang laga pertama di Jeddah, Kluivert tak ingin membuang waktu. Latihan-latihan di lapangan dilakukan dengan intensitas tinggi, terutama untuk mengasah koordinasi dan eksekusi bola mati.

Sesi latihan pagi difokuskan pada taktik menyerang dari set piece, sementara sore hari difokuskan pada pertahanan terhadap bola mati lawan.

“Kami tidak hanya mau mencetak gol dari set piece, tapi juga tidak mau kebobolan lewat situasi yang sama,” ujar pelatih asal Belanda itu.

Set Piece: Cerminan Ketajaman dan Konsentrasi

Bagi Kluivert, keberhasilan dalam set piece adalah kombinasi antara teknik dan mentalitas. Ia bahkan menyebutnya sebagai “cerminan ketajaman tim secara keseluruhan”.

“Kita harus tajam seperti pisau,” ujarnya dengan nada tegas. “Bukan hanya dalam set piece, tapi selama 100 menit pertandingan penuh. Kami harus fokus, cepat membaca situasi, dan memanfaatkan setiap peluang.”

Kalimat “tajam seperti pisau” itu langsung jadi sorotan. Bukan hanya karena gaya bicaranya yang lugas, tapi juga karena menggambarkan betapa seriusnya Kluivert menanamkan mental agresif kepada anak asuhnya.

Arab Saudi dan Irak: Dua Tembok Pertama yang Harus Diterobos

Menjelang pertandingan melawan Arab Saudi, publik tahu bahwa lawan kali ini bukan sembarangan. Arab Saudi punya pengalaman tampil di beberapa edisi Piala Dunia, sementara Irak dikenal dengan permainan keras dan organisasi pertahanan yang rapat.

Namun Kluivert menegaskan bahwa Indonesia tidak datang untuk bertahan. “Kami datang untuk menyerang, untuk mencetak gol,” ujarnya. “Dan salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah lewat bola mati.”

Ia juga memuji semangat para pemain yang terus meningkat sejak laga-laga uji coba sebelumnya. “Energi mereka luar biasa. Mereka lapar akan kemenangan.”

Mental Juara: Bukan Sekadar Soal Skor

Bagi Kluivert, misi utama di kualifikasi kali ini bukan hanya soal angka di papan skor, tapi membentuk mental juara di tubuh Timnas Indonesia.

“Ketika kamu menghadapi tim besar seperti Arab Saudi atau Irak, kamu harus percaya bahwa kamu juga besar. Itu dimulai dari latihan, dari detail kecil seperti posisi tubuh saat tendangan bebas atau kecepatan reaksi saat bola datang,” jelasnya.

Pelatih berpengalaman yang pernah menangani tim-tim Eropa itu percaya, keberhasilan Indonesia di level Asia akan datang kalau para pemain mau disiplin dan percaya pada sistem.

Dukungan Publik: “Kita Main untuk 270 Juta Orang”

Satu hal yang tidak dilupakan Kluivert adalah kekuatan suporter Indonesia. Dukungan publik, katanya, bisa jadi bahan bakar tambahan bagi skuad Garuda di laga-laga sulit.

“Saya tahu bagaimana fanatiknya pendukung Indonesia. Setiap kali kami main, kami tahu ada 270 juta orang yang menonton, berharap, dan berdoa,” ucapnya dengan nada bangga.

Ia juga meminta fans untuk tetap realistis namun optimis. “Kami akan berjuang, dan kami butuh kalian bersama kami.”

Kesimpulan: Bola Mati Bisa Jadi Jalan ke Piala Dunia

Jika ada satu hal yang ingin ditekankan Kluivert jelang laga krusial ini, itu adalah pentingnya memanfaatkan setiap momen dari bola mati. Di level internasional, kemenangan sering kali ditentukan oleh detail kecil — dan bagi Indonesia, detail itu bisa datang dari tendangan bebas atau sepak pojok.

Dengan pemain seperti Thom Haye, Calvin Verdonk, Dean James, Jay Idzes, dan Kevin Diks yang siap mengeksekusi dengan presisi, peluang Garuda untuk terbang tinggi tetap terbuka lebar.

“Tidak ada yang mustahil di sepak bola,” tutup Kluivert. “Selama kami tajam, fokus, dan percaya diri — kami bisa membuat sejarah.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *