Persita Tangerang Hancurkan Rekor Tandang PSIM Yogyakarta dengan Kemenangan Telak 4-0 di Indomilk Arena

Malam di Indomilk Arena, Jumat (17/10/2025), seakan berubah menjadi mimpi buruk bagi PSIM Yogyakarta. Tim berjuluk Laskar Mataram datang dengan kepercayaan diri tinggi, membawa rekor tandang yang belum ternoda. Tapi siapa sangka, Persita Tangerang justru tampil beringas dan menggulung tamunya empat gol tanpa balas.

Pertandingan pekan ke-9 Super League 2025/26 ini menjadi saksi bagaimana Laskar Cisadane mengamuk di kandang sendiri. Publik Tangerang bersorak, PSIM terdiam. Dan cerita tentang “rekor tandang sempurna” mereka? Malam itu resmi tamat.

Babak Pertama: Persita Langsung Tancap Gas

Sejak peluit awal berbunyi, Persita tidak memberi ruang sedikit pun untuk PSIM bernapas. Tekanan tinggi diterapkan sejak menit-menit pertama. Carlos Pena, pelatih Persita, tampak tahu betul bagaimana cara menembus pertahanan rapat ala PSIM.

Menit ke-23 jadi momen pembuka pesta. Eber Bessa, pemain asal Brasil yang dikenal punya visi permainan tajam, sukses mengonversi umpan matang dari Rayco Rodriguez menjadi gol pembuka. Satu sentuhan dingin, bola meluncur ke pojok gawang, dan Indomilk Arena pun bergemuruh.

PSIM mencoba membalas. Namun justru Persita yang nyaris menggandakan keunggulan melalui Hokky Caraka. Sayangnya, selebrasi Hokky harus terhenti seketika setelah wasit menganulir gol tersebut—VAR memastikan ia berada dalam posisi offside. Meski demikian, sinyal bahaya untuk PSIM semakin terasa jelas.

PSIM Kehilangan Irama, Persita Semakin Menggila

Masuk babak kedua, ritme permainan justru semakin dikuasai Persita. Tekanan demi tekanan mengalir seperti ombak. Rayco Rodriguez, yang sejak awal tampil eksplosif, akhirnya menambah penderitaan PSIM di menit ke-70.

Rayco, dengan ketenangan khasnya, menusuk ke dalam kotak penalti dan melepaskan tembakan keras yang tak mampu dihalau kiper PSIM. Skor 2-0, dan atmosfer stadion makin menggila.

Namun pesta belum selesai. Tepat di menit ke-83, Rayco kembali menunjukkan magisnya. Kali ini ia mencetak gol keduanya malam itu—brace yang membuat Persita unggul 3-0.

PSIM terlihat kehilangan arah. Koordinasi antar lini kacau, pressing mereka tak lagi efektif. Momentum ini dimanfaatkan Persita dengan sangat baik. Pablo Ganet, yang masuk sebagai pemain pengganti, ikut menambah luka di menit-menit akhir. Golnya menutup laga dengan skor 4-0, hasil yang sangat dominan dan tanpa celah.

Pelatih PSIM: “Kami Bermain Buruk dari Awal Hingga Akhir”

Tak ada alasan dari kubu PSIM setelah kekalahan telak itu. Pelatih Jean Paul van Gastel dengan jujur mengakui kalau timnya tampil di bawah standar.

“Hasil ini sangat buruk bagi kami. Dari menit awal sampai selesai pertandingan, kami bermain tidak baik,” ujar Van Gastel usai laga dengan ekspresi kecewa yang sulit disembunyikan.

Ia juga memberi pujian kepada lawan.

“Persita bermain bagus dan sangat efektif memanfaatkan peluang. Mereka pantas menang. Bagi kami, kekalahan ini menyakitkan.”

Kalimatnya sederhana, tapi mengandung kekecewaan mendalam. PSIM datang ke Tangerang dengan kepercayaan diri tinggi, namun pulang membawa luka empat gol tanpa balas.

Rekor Tandang PSIM Resmi Terhenti

Sebelum duel ini, PSIM Yogyakarta punya catatan tandang yang mengesankan — empat laga tanpa kekalahan, dengan tiga kemenangan dan satu hasil imbang. Tapi segalanya berubah di Tangerang. Kekalahan dari Persita menjadi noda pertama di rekor tandang mereka musim ini.

Dan bukan hanya kalah tipis, tapi kalah telak 4-0. Sebuah hasil yang sulit diterima, terutama bagi tim yang sedang berambisi bersaing di papan atas.

Persita Kukuh di Peringkat Dua, PSIM Terhenti di Posisi Tiga

Hasil ini membuat Persita Tangerang makin nyaman di posisi kedua klasemen sementara Super League 2025/26 dengan torehan 16 poin. Tim asuhan Carlos Pena kini unggul empat angka atas PSIM yang tertahan di peringkat ketiga dengan 12 poin.

Padahal, andai PSIM berhasil membawa pulang satu poin saja dari Tangerang, mereka bisa naik ke posisi kedua. Tapi nasib berkata lain—dan Persita mengambil keuntungan penuh dari situasi itu.

Kemenangan ini juga memperkuat posisi Persita sebagai salah satu tim paling berbahaya di liga musim ini. Dengan permainan agresif dan kolektif yang solid, mereka kini dipandang sebagai ancaman serius bagi siapa pun di papan atas.

Eber Bessa dan Rayco Rodriguez: Duo Pengguncang Pertahanan PSIM

Tak bisa dipungkiri, dua nama menjadi sorotan utama dalam kemenangan Persita malam itu: Eber Bessa dan Rayco Rodriguez.

Eber membuka pesta, sementara Rayco memastikan pesta itu tak berhenti. Keduanya tampil luar biasa dengan kombinasi kecepatan, kreativitas, dan insting tajam di depan gawang.

Rayco bahkan mencatat brace, menjadikannya salah satu pemain paling produktif di skuad Persita sejauh ini. Permainan mereka benar-benar jadi mimpi buruk bagi lini belakang PSIM yang biasanya kokoh.

Atmosfer Indomilk Arena: Luar Biasa!

Suporter Persita pantas disebut sebagai pemain ke-12 malam itu. Dukungan yang terus menggema dari tribune membuat semangat para pemain tak pernah surut.

Setiap gol disambut teriakan, setiap peluang mendapat sorakan, dan setiap tekel keras diiringi tepuk tangan bergemuruh. Ini bukan sekadar laga biasa — ini seperti perayaan besar di Tangerang.

“Energi dari penonton luar biasa,” ujar salah satu pemain Persita setelah laga. “Kami seperti tak bisa berhenti berlari karena mereka terus mendukung dari awal sampai akhir.”

PSIM Harus Segera Bangkit

Bagi PSIM, kekalahan ini tentu jadi tamparan keras. Van Gastel harus segera menemukan solusi sebelum timnya kehilangan momentum di klasemen.

Dengan jadwal padat dan lawan-lawan berat di depan mata, PSIM tak punya waktu untuk meratapi hasil ini terlalu lama. Perlu ada perbaikan di lini pertahanan, terutama soal koordinasi dan transisi saat kehilangan bola.

Kekalahan besar bisa jadi pelajaran mahal — tapi jika diolah dengan benar, bisa juga jadi titik balik untuk kebangkitan.

Carlos Pena: “Kami Bermain Sesuai Rencana”

Di sisi lain, pelatih Persita, Carlos Pena, tampak puas dengan performa anak asuhnya. Ia menilai kemenangan besar ini merupakan hasil dari disiplin dan fokus tim selama pertandingan.

“Kami bermain sesuai rencana. Anak-anak tampil disiplin, sabar, dan tahu kapan harus menyerang,” kata Pena dalam sesi konferensi pers usai laga.

Pelatih asal Spanyol itu juga memberi apresiasi khusus kepada Rayco dan Eber yang menjadi motor serangan.

“Rayco dan Eber luar biasa malam ini, tapi yang paling penting adalah seluruh tim bekerja keras.”

Statistik Pertandingan: Dominasi Total Persita

Untuk memperjelas seberapa dominannya Persita, angka-angka berikut bicara banyak:

  • Penguasaan bola: Persita 62% – PSIM 38%

  • Tembakan ke gawang: Persita 10 – PSIM 3

  • Peluang emas: Persita 7 – PSIM 1

  • Corner: Persita 6 – PSIM 2

Dari catatan ini, jelas terlihat PSIM benar-benar kesulitan keluar dari tekanan. Persita menutup semua ruang bermain mereka dan memanfaatkan setiap peluang dengan sangat efisien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *