Drama Riyadh: Ronaldo Gagal Bersinar di Laga Panas Al Nassr vs Al Ittihad
Riyadh – Malam yang seharusnya jadi panggung kebangkitan Cristiano Ronaldo justru berubah jadi mimpi buruk. Al Nassr, klub megabintang asal Portugal itu, harus angkat koper lebih awal dari ajang Piala Raja Arab Saudi setelah takluk dari Al Ittihad yang dipimpin Karim Benzema. Dan ya, ironisnya, salah satu momen paling krusial dalam laga ini justru datang dari kaki sang legenda sendiri.

Pertandingan antara Al Nassr vs Al Ittihad berlangsung panas di Al Awwal Stadium, Rabu dini hari waktu Indonesia (29 Oktober 2025). Laga ini adalah partai hidup-mati di babak 16 besar Piala Raja Arab Saudi, dan semua sorotan jelas tertuju pada dua ikon sepak bola dunia: Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema.
Babak Pertama: Benzema Tertawa, Al Nassr Terpukul
Belum juga ritme pertandingan terbentuk, kejutan langsung datang di menit ke-15. Benzema, si mantan striker Real Madrid, menunjukkan naluri predatornya. Dengan ketenangan khasnya, ia sukses mengoyak jala gawang Al Nassr. Skor 1-0 untuk Al Ittihad, dan stadion seketika sunyi.
Ronaldo tampak frustrasi. Ia berteriak, mengangkat tangan, memberi instruksi pada rekan setimnya agar lebih agresif. Tapi meski penguasaan bola dikuasai Al Nassr, peluang nyata sulit diciptakan. Pertahanan Al Ittihad begitu rapat, sementara Benzema dan kawan-kawan bermain efektif memanfaatkan setiap ruang kosong.
Kartu Merah yang Mengubah Segalanya
Memasuki babak kedua, publik tuan rumah sempat mencium harapan. Menit ke-48, Ahmed Al Julaydan dari kubu Al Ittihad harus mandi lebih cepat setelah melakukan pelanggaran keras terhadap Aiman Yahya. Wasit tanpa ragu mengeluarkan kartu merah.
Dengan unggul jumlah pemain, Al Nassr pun menggila. Serangan datang bertubi-tubi. Stadion bergemuruh, ribuan fans berteriak memanggil nama Ronaldo. Semua percaya, ini saatnya sang megabintang membalikkan keadaan. Tapi takdir berkata lain.
Momen Krusial: Blunder Ronaldo yang Tak Terlupakan
Menit ke-53, peluang emas datang. Ronaldo menerima umpan terobosan sempurna—nyaris tanpa kawalan. Ia berlari kencang, hanya tinggal berhadapan dengan kiper Predrag Rajkovic. Semua mata tertuju padanya.
Namun inilah titik balik yang memilukan. Alih-alih menembak keras atau mengecoh, Ronaldo mencoba mencungkil bola. Ya, gaya khasnya. Tapi kali ini, percobaan itu begitu lemah, mudah ditebak, dan langsung ditepis Rajkovic tanpa kesulitan.
Penonton terpaku. Beberapa menutup wajah, yang lain hanya bisa menggeleng tak percaya. Ronaldo, yang dikenal sebagai mesin gol tanpa ampun, justru gagal di momen paling menentukan.
Menit-Menit Akhir: Harapan yang Pupus di Ujung Kaki CR7
Waktu terus berjalan. Al Nassr terus menyerang, tapi efektivitas mereka benar-benar menurun. Al Ittihad bertahan mati-matian, dan sesekali membalas lewat serangan balik cepat.
Hingga memasuki injury time, Al Nassr mendapat hadiah tendangan bebas di luar kotak penalti. Lagi-lagi, semua berharap pada Ronaldo. CR7 berdiri tegap, mengatur napas, lalu menendang keras ke arah gawang. Tapi bola malah meleset jauh ke samping.
Peluit panjang berbunyi. Skor akhir 2-1 untuk Al Ittihad. Ronaldo menunduk lama di tengah lapangan, sementara Benzema merayakan kemenangan bersama rekan-rekannya. Sebuah ironi: dua legenda Real Madrid, tapi hanya satu yang masih bersinar malam itu.
Statistik yang Tak Menyelamatkan
Menurut Sofascore, Ronaldo mendapat rating 6,9 untuk penampilannya malam itu. Dari 5 tembakan, hanya satu yang tepat sasaran. Ia juga tercatat kehilangan bola 7 kali. Angka yang tentu saja jauh dari standar sang megabintang.
Bagi seorang Ronaldo yang dikenal perfeksionis, performa seperti ini pasti sangat menyakitkan. Apalagi, hasil ini membuat Al Nassr harus tersingkir di babak 16 besar, sama seperti musim sebelumnya. Deja vu yang pahit.
Suasana Ruang Ganti: Sunyi dan Penuh Penyesalan
Setelah pertandingan, suasana di ruang ganti Al Nassr dikabarkan muram. Tidak ada teriakan, tidak ada obrolan. Ronaldo duduk lama dengan kepala tertunduk, memegang kausnya sendiri. Beberapa pemain mencoba menghibur, tapi sang kapten hanya membalas dengan senyum tipis.
Pelatih Luis Castro disebut mencoba menenangkan tim. “Kami kalah karena kesalahan kecil, bukan karena kurang usaha,” katanya dalam konferensi pers. Tapi semua tahu, “kesalahan kecil” itu cukup besar untuk mengubur impian mereka di ajang bergengsi ini.
Benzema vs Ronaldo: Rivalitas Lama, Cerita Baru
Siapa sangka, dua mantan rekan satu tim di Real Madrid itu kini saling berhadapan sebagai lawan di Arab Saudi. Benzema tampil elegan, efisien, dan berperan penting dalam kemenangan timnya. Sementara Ronaldo, dengan segala pengalamannya, justru tampak frustrasi dan kehilangan ketajaman.
Pertemuan ini bukan sekadar duel klub. Ini simbol perubahan zaman. Benzema, meski lebih muda setahun, terlihat masih segar dan tajam. Ronaldo, di usia 40, mungkin sudah mulai terbebani oleh waktu. Tapi seperti biasa, CR7 pasti tak akan tinggal diam.
Suporter Al Nassr: Antara Cinta dan Kecewa
Di luar stadion, suasana pun campur aduk. Banyak suporter masih meneriakkan nama Ronaldo, meski kecewa berat. “Kami tahu dia manusia, tapi kami berharap lebih,” ujar salah satu fans yang mengenakan jersey kuning Al Nassr.
Beberapa lainnya menyalahkan strategi tim. “Kami bermain terlalu bergantung pada Ronaldo,” kata seorang pendukung lain dengan nada pasrah. Kritik ini memang tak bisa dihindari, mengingat Al Nassr memiliki skuad bertabur bintang namun masih gagal menembus delapan besar.
Ronaldo dan Masa Depan: Akankah Bangkit Lagi?
Pertanyaan besar kini muncul: ke mana arah langkah Ronaldo setelah ini? Dengan usianya yang sudah tidak muda lagi, tekanan semakin besar. Namun jika ada satu hal yang dunia tahu tentang Ronaldo, itu adalah semangat juangnya yang tak pernah padam.
Mungkin malam ini bukan miliknya. Tapi sejarah menunjukkan, CR7 selalu bangkit dari keterpurukan. Fans setia Al Nassr tentu berharap kekalahan ini bisa menjadi bahan bakar bagi kebangkitan di kompetisi berikutnya.











