Pertandingan semifinal Piala Dunia U-20 2025 di Stadion Nasional Julio Martinez Pradanos, Chile, Kamis (16/10), benar-benar jadi tontonan yang bikin jantung deg-degan. Argentina U-20 akhirnya memastikan satu tempat di partai final setelah menumbangkan Kolombia dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal yang lahir dari kaki Mateo Silvetti membawa La Albiceleste melangkah ke babak puncak untuk menantang kejutan turnamen, Maroko.

Babak Pertama: Kolombia Langsung Gaspol, Tapi Argentina Tangguh di Belakang
Sejak peluit pertama dibunyikan, Kolombia tampil agresif. Mereka tampak sangat percaya diri dan berusaha mencetak gol cepat agar bisa menguasai ritme laga. Pada menit ke-9, peluang emas datang lewat Joel Canchimbo. Umpan silang matang dari Oscar Perea melayang indah ke kotak penalti, disambut sundulan Canchimbo. Sayangnya, arah bola masih bisa ditepis dengan mudah oleh kiper Argentina, Santino Barbi.
Argentina tampak kesulitan keluar dari tekanan awal Kolombia. Serangan-serangan cepat dari sisi sayap membuat lini belakang mereka kerja keras. Namun, duet Tobias Ramirez dan Tomas Perez mampu menjaga area pertahanan tetap rapat.
Menit demi menit berjalan, tempo pertandingan makin panas. Argentina mulai menemukan ritme permainan mereka lewat pergerakan dinamis Gianluca Prestianni di lini depan. Pemain muda berbakat itu jadi motor serangan yang sering bikin repot pertahanan Kolombia.
Namun, meskipun kedua tim sama-sama menciptakan peluang, papan skor tetap tak berubah. Kolombia sempat mendapat kesempatan emas lagi di menit ke-42 lewat tendangan jarak jauh Juan Arizala, tapi bola melenceng tipis dari sisi gawang.
Babak pertama pun ditutup tanpa gol, 0-0. Tapi dari cara kedua tim bermain, jelas bahwa ini belum selesai—dan babak kedua menjanjikan adrenalin yang lebih tinggi.
Babak Kedua: Barbi Jadi Pahlawan Sebelum Silvetti Menentukan
Begitu babak kedua dimulai, Kolombia langsung menekan. Mereka tahu satu kesalahan kecil bisa membuat mereka tertinggal. Pada menit ke-54, tendangan keras Renteria hampir saja membawa Kolombia unggul, namun Santino Barbi kembali jadi tembok kokoh di bawah mistar Argentina.
Hanya tiga menit berselang, Arizala kembali mengancam lewat sundulan tajam, tapi Barbi lagi-lagi sigap. Kiper muda ini tampil luar biasa, membuat beberapa penyelamatan penting yang menyelamatkan Argentina dari kebobolan.
Tapi, seperti yang sering terjadi di dunia sepak bola — tim yang gagal memanfaatkan peluang justru bisa jadi korban. Menit ke-71 jadi momen krusial. Gianluca Prestianni, yang sejak awal tampil menonjol, melakukan akselerasi gila dari tengah lapangan. Ia menggiring bola melewati satu pemain Kolombia sebelum melepaskan umpan terobosan brilian ke arah Mateo Silvetti di sisi kanan.
Tanpa pengawalan ketat, Silvetti mengeksekusi bola dengan tenang, menaklukkan kiper Jordan Garcia. 1-0 untuk Argentina! Stadion Julio Martinez Pradanos langsung bergemuruh oleh sorakan suporter La Albiceleste.
Gol ini mengubah segalanya. Kolombia mulai panik, sementara Argentina makin percaya diri menguasai bola dan mengatur tempo permainan.
Kolombia Kehilangan Fokus, Argentina Gagal Tambah Gol
Setelah tertinggal, Kolombia berusaha keras mengejar. Mereka menaikkan garis pertahanan, tapi justru kehilangan keseimbangan. Argentina beberapa kali hampir menggandakan keunggulan, terutama lewat aksi individu Prestianni di menit ke-77 yang dua kali digagalkan dengan brilian oleh kiper Garcia.
Sayangnya bagi Kolombia, situasi makin memburuk. Pada menit ke-78, Jhon Renteria yang baru masuk sebagai pemain pengganti harus keluar lapangan lebih cepat setelah mendapat kartu kuning kedua. Bermain dengan 10 orang jelas bukan posisi ideal saat sedang tertinggal.
Argentina pun mencoba memanfaatkan keunggulan jumlah pemain. Alejo Sarco sempat mendapat peluang matang di menit ke-84, tapi tembakannya masih melebar tipis.
Sisa pertandingan berjalan menegangkan. Kolombia tetap berjuang dengan sisa tenaga, tapi Argentina tampil cerdas dalam mengatur tempo dan menutup ruang. Hingga peluit panjang berbunyi, skor tak berubah. Argentina menang 1-0 dan melangkah ke final dengan penuh keyakinan.
Argentina vs Maroko: Pertarungan Dua Gaya Berbeda di Final
Kini panggung besar menanti: final Piala Dunia U-20 2025. Argentina akan menghadapi Maroko, tim yang menjadi kejutan besar turnamen ini. Dalam semifinal sebelumnya, Maroko menyingkirkan Prancis lewat drama adu penalti yang berakhir 5-4 setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal.
Maroko tampil disiplin dan efektif, sementara Argentina menunjukkan kreativitas dan determinasi khas Amerika Selatan. Pertemuan kedua tim ini jelas akan jadi laga penuh taktik dan emosi.
Argentina, dengan sejarah panjang di level U-20, tentu datang dengan kepercayaan diri tinggi. Tapi mereka tahu, Maroko bukan lawan sembarangan. Tim asal Afrika Utara itu terbukti tangguh dan tidak mudah dikalahkan, terutama setelah menyingkirkan lawan-lawan berat seperti Brasil dan Prancis di fase sebelumnya.
Kunci Kemenangan Argentina: Prestianni dan Barbi, Duo Penyelamat
Dalam laga semifinal ini, dua nama pantas disebut sebagai pahlawan Argentina: Gianluca Prestianni dan Santino Barbi.
Prestianni menjadi otak serangan yang kreatif dan tajam. Aksinya sebelum gol Silvetti menunjukkan kelasnya sebagai calon bintang masa depan Argentina. Sementara Barbi, kiper muda yang tampil begitu tenang, berulang kali menggagalkan peluang Kolombia yang berpotensi jadi gol.
Jika bukan karena refleks cepat Barbi di menit ke-54 dan 57, mungkin cerita laga ini akan berbeda. Argentina boleh unggul tipis, tapi kemenangan ini jelas berkat performa solid di kedua ujung lapangan.
Kolombia: Tampil Gagah Tapi Kurang Efisien
Di sisi lain, Kolombia patut diacungi jempol atas permainan menyerang dan energik mereka. Tim asuhan Cesar Torres itu menciptakan banyak peluang berbahaya, tapi kurang tenang dalam penyelesaian akhir.
Renteria dan Arizala menjadi motor serangan utama, namun keputusan-keputusan di area final third kerap terburu-buru. Ditambah lagi kartu merah Renteria membuat rencana comeback mereka berantakan.
Meski tersingkir, performa Kolombia di turnamen ini tetap layak diapresiasi. Mereka tampil dengan semangat tinggi dan permainan cepat yang khas Amerika Selatan.
Susunan Pemain
Argentina U-20:
Santino Barbi; Dylan Gorosito, Tobias Ramirez, Tomas Perez, Juan Villalba, Julio Soler; Milton Delgado, Valentino Acuña; Ian Subiabre, Alejo Sarco, Gianluca Prestianni.
Kolombia U-20:
Jordan Garcia; Julian Bazan, Simon Garcia, Yeimar Mosquera, Juan Arizala; Kener Gonzalez, Elkin Rivero, Joel Romero; Joel Canchimbo, Oscar Perea, Emilio Aristizabal.
Analisis: Argentina di Jalur yang Tepat Menuju Gelar
Kemenangan ini bukan hanya soal skor, tapi juga soal karakter. Argentina menunjukkan kedewasaan dalam menghadapi tekanan besar di semifinal. Mereka tetap tenang meski sempat tertekan, dan memanfaatkan setiap celah yang ada untuk mencetak gol.
Pelatih Argentina tampaknya berhasil menanamkan keseimbangan antara permainan ofensif dan disiplin defensif. Dengan komposisi pemain muda yang energik seperti Prestianni, Silvetti, dan Sarco, ditambah pertahanan tangguh yang dikawal Barbi, Argentina kini punya modal besar untuk mengangkat trofi Piala Dunia U-20 2025.
Final yang Ditunggu Dunia: Argentina vs Maroko
Pertarungan final nanti di Chile akan jadi duel antara dua tim dengan filosofi permainan berbeda: Argentina dengan gaya menyerang cepat dan kreativitas tinggi, sementara Maroko dengan pertahanan kokoh serta serangan balik mematikan.
Bagi Maroko, ini adalah kesempatan emas menorehkan sejarah baru sebagai tim Afrika pertama yang menjuarai Piala Dunia U-20.
Sementara bagi Argentina, ini adalah upaya mempertahankan tradisi panjang sebagai salah satu penguasa dunia di level junior.
Apapun hasilnya nanti, final ini dijamin akan jadi tontonan seru, penuh drama, dan mungkin akan dikenang lama oleh para pencinta sepak bola dunia.











