Krisis Kemenangan: Persis Solo dan Semen Padang Terpuruk di Zona Merah Super League

Musim ini benar-benar jadi mimpi buruk buat dua klub legendaris Indonesia, Persis Solo dan Semen Padang. Bermain di kandang sendiri yang seharusnya jadi tempat paling nyaman untuk mendulang poin, keduanya justru kembali menelan kekalahan yang bikin posisi mereka makin terbenam di zona merah klasemen sementara Super League.

Persis Solo: Laskar Sambernyawa yang Kehilangan Taring di Kandang Sendiri

Bayangkan, bermain di Stadion Manahan yang penuh sorakan suporter sendiri, tapi justru harus melihat tim kesayangan tak berdaya. Itulah yang terjadi pada Persis Solo saat menjamu Malut United, Senin (20/10) malam WIB.
Skor akhir? 3-1 untuk tim tamu. Dan itu jadi catatan buruk yang semakin memperpanjang paceklik kemenangan mereka.

Persis kini sudah tujuh laga tanpa kemenangan—dua kali imbang dan lima kali kalah. Hasil yang membuat tim kebanggaan Kota Bengawan itu harus rela terpuruk di posisi ke-16 klasemen sementara, hanya dengan lima poin dari delapan pertandingan.

Malut United: Datang, Menyerang, dan Pulang dengan Tiga Poin

Malut United benar-benar tampil percaya diri malam itu. Seolah tak peduli dengan gemuruh ribuan suporter tuan rumah, mereka justru tampil lebih tenang dan efektif.
Gol pembuka datang dari kaki Tyronne del Pino di menit ke-30. Pemain asal Spanyol itu dengan dingin memanfaatkan celah di lini pertahanan Persis yang tampak kehilangan koordinasi.

Del Pino belum berhenti di situ. Di babak kedua, tepatnya menit ke-53, ia mencetak gol keduanya yang membuat Malut United unggul 2-0. Pertahanan Persis benar-benar tampak rapuh, dan lima menit berselang, Yakob Sayuri menambah penderitaan tuan rumah lewat gol ketiga.

Baru setelah itu, Persis sedikit memperlihatkan perlawanan. Kodai Tanaka, striker asal Jepang mereka, memperkecil ketertinggalan lewat gol pada menit ke-68. Tapi itu tidak cukup. Hingga peluit panjang berbunyi, skor tetap 3-1 untuk keunggulan Malut United.

Klasemen Super League: Persis Terpuruk, Malut United Melesat

Kemenangan ini jadi tiket emas bagi Malut United untuk naik ke posisi keempat klasemen sementara. Tim asal Maluku Utara itu kini mengoleksi 14 poin, menyalip Persib Bandung yang tertahan di bawahnya dengan selisih satu angka saja.
Sementara Persis Solo, sebaliknya, justru makin terseret ke zona merah. Dengan lima poin saja, mereka kini duduk di peringkat ke-16—hanya satu strip di atas dasar klasemen.

Jika tren negatif ini berlanjut, bukan tidak mungkin Persis bakal jadi kandidat kuat untuk degradasi. Sesuatu yang jelas tak diinginkan oleh suporter fanatik mereka, Pasoepati, yang selama ini selalu memenuhi tribune dengan dukungan luar biasa.

Semen Padang: Kabau Sirah Kian Terjerembab di Dasar Klasemen

Sementara itu, cerita pilu juga datang dari Padang. Bermain di Stadion H Agus Salim pada laga sore hari, Semen Padang kembali gagal memetik poin setelah ditaklukkan Bhayangkara Presisi FC dengan skor tipis 1-0.

Lima kekalahan beruntun membuat posisi Kabau Sirah kian mengkhawatirkan. Mereka kini menjadi juru kunci alias penghuni dasar klasemen dengan hanya empat poin.
Sementara Bhayangkara berhasil memanfaatkan peluang itu dengan baik dan naik ke peringkat sembilan setelah mengoleksi 11 poin.

Blunder Fatal Kiper Arthur Augusto: Titik Balik Kekalahan Semen Padang

Semen Padang sejatinya mencoba tampil solid di awal laga, tapi semua rencana itu buyar di menit ke-38.
Kiper mereka, Arthur Augusto, melakukan blunder fatal saat mencoba menghalau bola, namun justru mengopernya ke arah lawan. Bola jatuh manis di kaki Sani Rizki Fauzi yang tanpa ampun menceploskan bola ke gawang kosong.

Gol tunggal itu jadi satu-satunya yang tercipta dalam pertandingan tersebut, tapi cukup untuk membuat Bhayangkara pulang dengan senyum lebar dan tiga poin di tangan.

Upaya Kabau Sirah yang Tak Membuahkan Hasil

Di babak kedua, pelatih Semen Padang mencoba berbagai perubahan. Beberapa pergantian pemain dilakukan, dan intensitas serangan pun mulai meningkat. Tapi tetap saja, hasil akhir tidak berpihak pada mereka.
Bhayangkara bermain disiplin di lini belakang dan berhasil mempertahankan keunggulan hingga peluit panjang dibunyikan.

Para pemain Semen Padang tampak frustrasi, begitu juga para pendukung yang datang ke stadion. Lima kekalahan berturut-turut tentu bukan sesuatu yang mudah diterima, terutama bagi klub dengan sejarah panjang di sepak bola Indonesia.

Zona Merah Super League: Persis dan Semen Padang Sama-Sama Terancam

Melihat klasemen sementara, posisi kedua tim ini benar-benar rawan.
Persis Solo berada di peringkat ke-16 dengan lima poin, sementara Semen Padang terbenam di posisi paling bawah dengan empat poin saja.
Keduanya kini menjadi dua dari tiga tim penghuni zona merah yang sedang berjuang keras keluar dari ancaman degradasi.

Dengan sisa pertandingan yang masih panjang, sebenarnya peluang untuk bangkit masih terbuka. Tapi jika performa seperti ini terus berlanjut, ancaman turun kasta bisa jadi kenyataan pahit.

Mental dan Konsistensi Jadi PR Besar

Baik Persis maupun Semen Padang tampaknya menghadapi masalah yang sama: kehilangan mental juara. Bermain di kandang, yang biasanya jadi modal besar, malah berbalik jadi tekanan.
Pertahanan yang rapuh, serangan yang tumpul, dan kesalahan individual jadi kombinasi mematikan yang membuat mereka sulit meraih hasil positif.

Para pelatih tentu punya PR berat. Bukan hanya soal taktik dan strategi, tapi juga bagaimana mengembalikan kepercayaan diri pemain yang tampak luntur.

Suporter Setia Tetap Menjadi Tulang Punggung

Menariknya, meski hasil di lapangan tak memuaskan, baik Pasoepati (suporter Persis Solo) maupun The Kmers (pendukung Semen Padang) tetap hadir memberikan dukungan penuh.
Bagi mereka, mendukung klub bukan soal menang atau kalah, tapi soal kebanggaan. Namun tentu saja, kesabaran punya batas. Jika kondisi ini tak segera membaik, tekanan terhadap manajemen dan pelatih bisa semakin besar.

Laga Selanjutnya: Momentum atau Ancaman Baru?

Dalam beberapa pekan ke depan, jadwal keduanya tak kalah berat. Persis Solo akan menghadapi tim-tim papan tengah yang tengah naik performanya, sementara Semen Padang harus melakoni laga tandang melawan lawan kuat.
Ini bisa jadi momentum untuk bangkit — atau justru titik makin dalam mereka terpuruk.

Kesimpulan: Dua Klub Besar yang Kehilangan Arah

Persis Solo dan Semen Padang adalah dua nama besar yang punya sejarah dan basis suporter kuat di sepak bola Indonesia. Tapi dalam dunia sepak bola modern, sejarah saja tidak cukup.
Performa di lapanganlah yang bicara, dan saat ini, keduanya sedang berbicara lewat hasil yang mengecewakan.

Kalau tidak segera berbenah—baik dalam strategi, mental, maupun komposisi pemain—maka perjalanan mereka di Super League bisa berakhir lebih cepat dari yang diharapkan.
Para suporter tentu berharap, di pertandingan-pertandingan berikutnya, dua klub ini bisa kembali menemukan jati dirinya: bermain dengan hati, berjuang dengan semangat, dan membawa kebanggaan kembali ke kotanya masing-masing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *