London kembali bergetar di bawah sorakan ribuan pendukung Arsenal. Di bawah sorotan lampu Stadion Emirates, Viktor Gyokeres jadi bintang utama ketika The Gunners menggulung Atletico Madrid dengan skor telak 4-0 dalam lanjutan Liga Champions, Rabu (22/10) dini hari WIB. Dua gol dari penyerang asal Swedia itu seakan jadi penegasan bahwa Arsenal kini bukan cuma tim penuh talenta—mereka adalah mesin gol yang berbahaya di Eropa.
Awal Laga: Arsenal Langsung Tancap Gas
Begitu peluit pertama berbunyi, anak-anak asuh Mikel Arteta langsung menunjukkan niat mereka. Hanya butuh empat menit bagi The Gunners untuk memberi ancaman serius. Eberechi Eze nyaris membuka keunggulan cepat, tapi sayangnya, bola hasil tembakannya hanya mencium mistar gawang Jan Oblak. Declan Rice mencoba menyambar bola pantul, tapi arah tembakannya melenceng tipis dari sasaran.
Atletico Madrid tampak kewalahan menghadapi intensitas serangan Arsenal yang begitu tinggi. Bukayo Saka, yang terus bergerak lincah di sisi kanan, nyaris membobol gawang di menit ke-18. Namun lagi-lagi, Jan Oblak tampil sebagai penyelamat, menepis bola dengan refleks luar biasa.
Gol Martinelli Dianulir, Arsenal Tak Kehilangan Fokus
Tekanan Arsenal makin menjadi di pertengahan babak pertama. Menit ke-36, Gabriel Martinelli sempat membuat publik Emirates bersorak setelah menyambar umpan matang dari Eze dan menaklukkan Oblak. Tapi euforia itu hanya bertahan beberapa detik—wasit mengangkat bendera. Offside.
Mikel Arteta terlihat menggeleng di pinggir lapangan, sementara Martinelli hanya bisa tersenyum kecut. Tapi satu hal jelas: Arsenal sedang dalam performa terbaik. Dominasi bola mutlak milik mereka, sementara Atletico Madrid hanya mengandalkan serangan balik cepat yang jarang sekali berbuah ancaman serius.
Babak pertama pun berakhir dengan skor kaca mata 0-0. Tapi dari cara permainan berjalan, semua orang di stadion tahu: hanya soal waktu sebelum Arsenal benar-benar membuka keran golnya.
Babak Kedua: Saat Mesin Gol Arsenal Panas
Begitu babak kedua dimulai, justru Atletico Madrid yang hampir mengejutkan. Menit ke-48, Julian Alvarez melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti yang membuat David Raya terpaku. Bola meluncur deras—dan membentur mistar! Nyaris saja. Itu seperti alarm kecil yang membangunkan Arsenal.
Dan setelah itu, badai merah London benar-benar datang.
Menit ke-57, The Gunners akhirnya memecah kebuntuan. Declan Rice mengirim tendangan bebas melengkung ke kotak penalti, dan Gabriel Magalhaes melompat paling tinggi untuk menanduk bola ke pojok gawang. Jan Oblak tak berkutik. Emirates pun meledak. 1-0 untuk Arsenal!
Martinelli Gandakan Keunggulan, Arsenal Tak Terbendung
Hanya tujuh menit berselang, Arsenal menambah penderitaan Atletico. Myles Lewis-Skelly, pemain muda yang semakin mencuri perhatian, melepaskan umpan terobosan tajam di menit ke-64. Gabriel Martinelli yang lolos dari jebakan offside kali ini tak menyia-nyiakan peluang.
Dengan tenang, ia menaklukkan Oblak lewat penyelesaian klinis ke sudut kiri bawah gawang. Skor berubah jadi 2-0, dan semangat tim tamu mulai runtuh.
Viktor Gyokeres On Fire: Dua Gol Cepat yang Mematikan
Lalu, datanglah momen Viktor Gyokeres. Penyerang baru Arsenal itu seperti singa lapar yang menunggu mangsa.
Menit ke-67, Eberechi Eze kembali berperan penting. Ia menggiring bola melewati dua pemain Atletico sebelum mengirim umpan matang ke arah Gyokeres. Tanpa banyak basa-basi, sang striker langsung menembak keras ke pojok gawang. Gol pertama Gyokeres di laga ini, dan Arsenal unggul 3-0.
Hanya berselang tiga menit, Gyokeres kembali mencatatkan namanya di papan skor. Kali ini, umpan matang datang dari Gabriel Magalhaes—bek tengah yang tampil luar biasa malam itu. Dengan ketenangan khasnya, Gyokeres menaklukkan Oblak lagi, kali ini lewat tembakan first-time yang sempurna.
4-0! Stadion Emirates bergemuruh. Para pendukung berdiri, bernyanyi, dan melambaikan syal merah putih mereka.
Atletico Madrid Tak Berkutik di Hadapan Arsenal
Tim asuhan Diego Simeone terlihat tak punya jawaban. Gaya defensif khas mereka yang selama ini jadi andalan, malam itu seolah menguap begitu saja. Arsenal menekan tanpa henti, menguasai bola lebih dari 65 persen, dan menciptakan peluang demi peluang.
Oblak berkali-kali dipaksa melakukan penyelamatan agar skor tidak bertambah. Di sisi lain, Antoine Griezmann dan rekan-rekannya nyaris tak mendapatkan ruang untuk bernapas. Arsenal tampil begitu solid dari lini belakang hingga depan—sebuah performa yang bisa dibilang sempurna.
Momen Gyokeres: Bintang Baru di Emirates
Tak bisa dipungkiri, malam itu adalah malam milik Viktor Gyokeres. Dua golnya bukan hanya memastikan kemenangan, tapi juga menegaskan bahwa ia kini sudah benar-benar menyatu dengan gaya bermain Arsenal.
Fans di Emirates meneriakkan namanya berulang kali, sementara Mikel Arteta tersenyum puas di tepi lapangan. Setelah laga, sang manajer bahkan sempat memeluk Gyokeres dengan penuh bangga—tanda bahwa Arsenal kini punya mesin gol baru yang siap bersaing di level tertinggi Eropa.
Klasemen Liga Champions: Arsenal Mantap di Tiga Besar
Kemenangan besar ini membawa Arsenal melesat ke peringkat ketiga klasemen Liga Champions dengan rekor sempurna—sembilan poin dari tiga pertandingan. Mereka mencetak 10 gol dan hanya kebobolan satu sejauh ini, statistik yang membuat banyak pengamat mulai menaruh Arsenal dalam daftar kandidat juara.
Sebaliknya, Atletico Madrid terdampar di posisi ke-18 dengan hanya tiga poin dari tiga laga. Situasi yang jelas bikin Diego Simeone harus berpikir keras jika ingin menjaga peluang lolos dari fase grup.
Analisis: Arsenal Versi Baru yang Matang dan Mematikan
Jika ada satu hal yang bisa disimpulkan dari kemenangan ini, itu adalah transformasi Arsenal. Tim muda penuh energi ini kini tampil dengan kedewasaan taktik yang luar biasa. Mereka sabar, disiplin, dan mematikan di setiap kesempatan.
Kehadiran pemain-pemain seperti Gyokeres, Rice, dan Eze memberi warna baru dalam serangan The Gunners—kombinasi antara kecepatan, kekuatan, dan kreativitas yang memukau.
Atletico Madrid memang dikenal sulit dikalahkan, tapi malam itu mereka dibuat tak berdaya. Arsenal bukan hanya menang—mereka mendominasi total.
Suara dari Ruang Ganti: Arteta dan Pemain Bereaksi
Setelah pertandingan, Mikel Arteta memuji performa anak asuhnya.
“Kami bermain dengan intensitas tinggi dan tidak pernah kehilangan fokus. Para pemain menunjukkan karakter luar biasa. Ini bukan hanya tentang kemenangan besar, tapi bagaimana kami mengendalikan permainan dari awal sampai akhir,” ujar Arteta dalam wawancara pascalaga.
Sementara Gyokeres yang tampil gemilang merendah.
“Yang penting adalah tim menang. Gol saya datang karena kerja keras semua pemain. Kami bermain seperti satu keluarga,” ucapnya sambil tersenyum di hadapan kamera.