Awal yang Panas: Drama VAR di Menit Awal
Jakarta — El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona di Stadion Santiago Bernabeu benar-benar mengguncang jagat sepak bola Minggu malam (26/10). Laga dua raksasa Spanyol itu bukan cuma penuh aksi dan gol, tapi juga diwarnai ketegangan dan drama yang bikin jantung para penonton berdetak kencang.
Baru empat menit laga berjalan, atmosfer panas sudah terasa. Wasit sempat menghentikan pertandingan untuk mengecek VAR—ya, teknologi yang sering jadi penyelamat sekaligus biang kerok perdebatan. Kali ini gara-gara Lamine Yamal terlihat menjegal Vinicius di kotak penalti. Tapi setelah dicek ulang, sang pengadil memutuskan: tidak ada penalti. Bernabeu pun bergemuruh—sebagian bersorak lega, sebagian lainnya mencemooh keras.

Mbappe Hampir Buka Gol, Tapi Offside Jadi Penghalang
Memasuki menit ke-12, Real Madrid nyaris membuka keunggulan lewat Kylian Mbappe. Pemain anyar yang jadi magnet utama musim ini memanfaatkan blunder fatal pemain Barcelona di tengah lapangan. Bola jatuh tepat di kakinya—dan tanpa pikir panjang, Mbappe melepaskan tembakan voli keras dari luar kotak penalti.
Tendangan itu seolah melesat tanpa ampun. Kiper Barcelona, Wojciech Szczesny, bahkan hanya bisa terdiam. Bola bersarang di jala gawang. Bernabeu meledak! Tapi… euforia itu tak bertahan lama. Wasit mengangkat tangan, dan bendera offside berkibar. Gol dianulir. Madridistas pun menelan kekecewaan mendalam.
Kerjasama Epik: Bellingham dan Mbappe Jadi Kombinasi Maut
Tapi Real Madrid bukan tim yang mudah menyerah. Pada menit ke-21, Jude Bellingham menunjukkan kenapa dia disebut sebagai jantung baru lini tengah Los Blancos. Dari tengah lapangan, Bellingham melepaskan umpan terobosan menembus rapatnya pertahanan Barcelona.
Mbappe berlari cepat, mengontrol bola dengan tenang, lalu menyontek bola melewati Szczesny. Kali ini tidak ada offside, tidak ada VAR, hanya selebrasi penuh semangat dari para pemain Madrid. Skor berubah 1-0 untuk Real Madrid, dan Bernabeu bergemuruh seperti lautan putih yang hidup.
Barcelona Balas! Fermin Lopez Jadi Penyelamat Sementara
Tertinggal satu gol, Barcelona tak tinggal diam. Mereka mulai menekan, memainkan bola cepat khas tiki-taka yang pernah jadi mimpi buruk Madrid di masa lalu. Dan akhirnya, di menit ke-38, kebuntuan mereka pecah.
Fermin Lopez, pemain muda yang tengah naik daun, memanfaatkan umpan silang mendatar dari sisi kanan. Dengan satu sentuhan, ia menyontek bola melewati Thibaut Courtois. Gol ini membuat skor imbang 1-1. Para pendukung Barcelona yang hadir di Bernabeu bersorak puas, sementara wajah Carlo Ancelotti tampak mulai tegang di pinggir lapangan.
Bellingham Balas Lagi: Real Madrid Kembali Unggul
Tapi Real Madrid tak membiarkan Barcelona berlama-lama menikmati kebahagiaan itu. Hanya empat menit berselang, tepatnya di menit ke-42, Eder Militao menyundul bola hasil tendangan bebas ke arah Bellingham yang berdiri bebas di depan gawang. Tanpa pikir panjang, gelandang Inggris itu menendang bola keras dan akurat. Gol! Madrid kembali unggul 2-1.
Bernabeu meledak lagi. Bellingham menengadah ke langit, merentangkan tangan, disambut sorakan ribuan fans yang histeris. Itulah momen yang membuat Madridista yakin: malam ini milik mereka.
Gol Ketiga yang Batal: Mbappe Kembali Apes
Menjelang akhir babak pertama, Madrid sebenarnya sempat menambah gol lewat aksi Mbappe. Setelah bola hasil tembakan Bellingham ditepis Szczesny, Mbappe langsung menyambar bola pantul itu dan menggetarkan gawang Barcelona. Tapi lagi-lagi, bendera offside mengangkat tinggi. Gol dianulir.
Mbappe tampak frustrasi, dan sorotan kamera menangkap senyum kecut di wajahnya. Meski begitu, Madrid menutup babak pertama dengan keunggulan 2-1—cukup untuk membuat para fan bernapas lega sejenak.
Babak Kedua: Penalti Gagal dan Tekanan Tak Berhenti
Memasuki babak kedua, tensi pertandingan tak menurun sedikit pun. Menit ke-50, Madrid mendapat hadiah penalti setelah Eric Garcia dianggap melakukan handball di kotak terlarang. Kesempatan emas buat Real Madrid untuk memperlebar jarak.
Mbappe maju sebagai eksekutor—stadion menahan napas. Tapi lagi-lagi, nasib buruk menimpanya. Tembakan Mbappe ke arah kanan bawah berhasil ditepis Szczesny! Sang kiper asal Polandia itu meloncat dengan refleks luar biasa. Bernabeu terdiam beberapa detik, lalu terdengar gemuruh kecewa yang panjang.
Vinicius Nyaris Tambah Gol, Tapi Masih Belum Beruntung
Real Madrid terus menekan. Di menit ke-66, Vinicius Junior hampir saja membuat gol spektakuler. Setelah menggiring bola melewati dua pemain Barcelona, ia melepaskan tembakan keras ke arah kiri gawang. Sayangnya, bola hanya melenceng tipis.
Wajah Vinicius tampak frustrasi, sementara fans Madrid menepuk kepala. Tapi permainan cepat dan berani dari winger asal Brasil itu membuat bek-bek Barca kalang kabut sepanjang laga.
Akhir yang Panas: Pedri Kartu Merah, Keributan Pecah
Memasuki menit-menit akhir, suasana semakin tegang. Di masa injury time, tepatnya menit ke-90+9, Pedri melakukan pelanggaran keras terhadap Aurelien Tchouameni. Wasit tanpa ragu mengeluarkan kartu kuning kedua—yang otomatis berarti kartu merah. Barcelona harus bermain dengan 10 orang.
Momen itu jadi pemicu keributan. Beberapa pemain dari kedua tim terlihat saling dorong dan adu mulut di dekat lorong stadion. Situasi nyaris tak terkendali, tapi untungnya, ofisial dan pemain senior segera menenangkan keadaan. Setelah beberapa menit panas, keributan berhasil diredam.
Peluit Akhir: Madrid Kuasai El Clasico, Barcelona Pulang dengan Luka
Wasit akhirnya meniup peluit panjang. Skor tetap 2-1 untuk Real Madrid. Kemenangan ini terasa manis bukan hanya karena tiga poin, tapi juga karena mereka berhasil menaklukkan rival abadi di kandang sendiri. El Clasico kali ini bukan cuma soal teknik dan strategi, tapi juga soal mental dan emosi.
Para pemain Real Madrid saling berpelukan, sementara Bellingham dan Mbappe jadi sorotan utama. Di sisi lain, wajah murung terlihat di barisan Barcelona. Xavi tampak kecewa, tahu bahwa timnya sempat punya peluang tapi gagal menjaga konsentrasi.











